xvideo hot housewife fucking younger guy. xxnx endless blowjb at work. sluty girl
Penyerahan Muhammadiyah Award saat Tasyakuran dan Penutupan Milad ke-106/109 Muhammadiyah di STIK Muhammadiyah Pontianak, Ahad (11/11/2018) pagi.
Spread the love

MYKALBAR.COM, PONTIANAK – Empat tokoh dan satu perkumpulan menerima penganugerahan Muhammadiyah Award dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalbar. Mereka dianggap berjasa dalam menggerakkan Muhammadiyah di Kalbar.

Penyerahan Muhammadiyah Award ini dilakukan saat Tasyakuran dan Penutupan Milad ke-106/109 Muhammadiyah di STIK Muhammadiyah Pontianak, Ahad (11/11/2018) pagi.

Berikut adalah lima penerima Muhammadiyah Award tahun 2018:

  1. H. Ahmad Mawardi Dja’far

Ahmad Mawardi Dja’far adalah salah satu tokoh Muhammadiyah Kalimantan Barat yang sempat merasakan jeruji besi di masa pemerintahan Orde Lama. Meski kebebasannya dirampas, namun ia tetap menyiarkan Dakwah Muhammadiyah agar tetap harum pada masanya.

Ahmad Mawardi Dja’far merupakan putra dari H. Dja’far, seorang guru mengaji dan ulama terkenal di zamannya. Abah, panggilan akrabnya, lahir pada 18 November 1919 di Kampung Kapur, Kota Pontianak. Sejak kecil, beliau sering diajak berdialog tentang masalah keIslaman dan Kemuhammadiyahan oleh sang ayah. Abah pun semakin dikenal dengan materi dakwah yang selalu segar dan inspiratif.

Tahun 1947, ia mendirikan kepanduan Hizbul Wathan di Kampung Arang Limbung, dan setahun sesudahnya secara resmi bergabung dengan Muhammadiyah. Ia pun terus berdakwah sekaligus memperluas syiar Muhammadiyah. Namun, pada akhir tahun 1963, Abah ditangkap dan ditahan oleh penguasa pada masa itu tanpa proses peradilan yang jelas dan terbuka. Sebagai aktivis Masyumi, Abah dan beberapa rekannya dinilai antipemerintah oleh PKI.

Setelah bebas, pada tahun 1968 H. Ahmad Mawardi Dja’far didaulat menjadi Ketua PW Muhammadiyah Kalbar periode 1968 s.d. 1971. Pada masa kepemimpinan beliau, Muhammadiyah Kalbar menata kembali perangkat-perangkat organisasi dan amal usaha Muhammadiyah.

Pada tahun 1975, beliau mengakhiri kariernya di bidang pemerintahan. Jabatan terakhirnya adalah Kepala Kantor Penerangan Agama Daerah Kalbar yang diampu sejak tahun 1961. H. Ahmad Mawardi Dja’far adalah sosok pejuang yang gigih untuk kemashalatan umat Islam dan memberi sumbangsih bagi pembangunan bangsa dan negara tanpa pamrih. Beliau adalah contoh tauladan bagi generasi penerus terutama kader Muhammadiyah.

  1. H.A. Rahim Dja’far

H.A. Rahim Dja’far lahir di Mempawah 5 Rajab 1340 H. Ia menempuh pendidikan di Zu’ama Muhammadiyah Yogyakarta tahun 1941. Sepulang dari Yogyakarta ia aktif di organisasi Muhammadiyah. Pada tanggal 1 Mei 1951 ia menjadi Kepala KUA di Kecamatan Karangan, Mempawah Hulu. Ia berdinas selama 6 tahun di Karangan. H.A. Rahim Dja’far menjadi Ketua PW Muhammadiyah Kalimantan Barat tahun selama 4 periode, yaitu 1978—1981, 1981—1985, 1985—1990, 1990—1995.

Pada masa kepemimpinan beliau lahir Universitas Muhammadiyah Pontianak tahun 1990 dan dua tahun kemudian lahir Akademi Keperawatan Muhammadiyah yang sekarang dikenal mejadi Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak.

Ia juga menjadi Ketua MUI Kalimantan Barat sekaligus Imam Besar Masjid Mujahidin Pontianak. Pada tahun 2005 ulama yang memiliki 11 anak ini terpilih sebagai pemenang pertama keluarga sakinah teladan tingkat provinsi.

H.A. Rahim Dja’far dikenal sebagai ulama bersahaja yang rendah hati. Ia selalu menggunakan Honda Astrea 800 untuk berdakwah dan melayani umat. Ia dikenal juga sebagai “tukang mandikan mayat”.

Ulama bersahaja ini masih diinginkan untuk menjadi Ketua PW Muhammadiyah periode ke-5. Akan tetapi, ia menolak demi berjalannya proses kaderisasi dan regenerasi. Ulama dan Imam Besar  panutan warga Muhammadiyah ini dipanggil Allah pada tanggal 30 Oktober 2011 bakda zuhur pada usia 90 tahun.

  1. Prof. Dr H. Hadari Nawawi

Dalam dunia pendidikan ia terkenal sebagai Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak dua periode (1982–1991). Namanya Prof. Dr. H. Hadari Nawawi.  Ia lahir di Sambas, 18 Januari 1942.

Ia pernah menjadi Ketua STKIP-Pontianak, sebagai Kepala UPBJJ-UT Pontianak (1991–1996), Kepala Perpustakaan Daerah Kalbar (4 tahun), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DATI I Provinsi Kalimantan Barat (1971–1982), dan sejak 1997 selaku Kepala LPPM-UPI YAI Jakarta.

Hadari Nawawi dikenal sebagai tokoh, pemikir, dan pejuang pendidikan asal Kalimantan Barat dengan bidang keahlian Manajemen/Administrasi Pendidikan. Ia juga merupakan seorang penulis buku seputar pendidikan yang masih menjadi rujukan hingga saat ini di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Di luar perguruan tinggi ia pernah menjadi Ketua PGRI Kalimantan Barat (15 tahun), Ketua Biro Pemuda, Mahasiswa dan Cendekiawan DPD Golkar Kalimantan Barat (11 tahun), dan 5 tahun sebagai Anggota Dewan Pertimbangan DPD Golkar. Kemudian 22 tahun sebagai Ketua ISPI Kalbar, Ketua (pertama) AMPI Kalbar termasuk pendiri AMPI di Pandaan Jatim 1978, Wakil Ketua dan Sekretaris Umum KNPI Kalbar (5 tahun), Wakil Ketua KORPRI Provinsi Kalbar, dan pada 1978-1982 menjadi Anggota MPR-RI Utusan Daerah.

Jasanya bagi persyarikatan Muhammadiyah adalah Prof. Dr. H. Hadari Nawawi mewakafkan tanah untuk pendidikan di Pemangkat. Tanah ini oleh Yayasan Permasis dibangunkan sebuah sekolah.

Yayasan Permasis kemudian mewakafkan sekolah yang mereka bangun di atas tanah wakaf Pak Hadari Nawawi itu kepada Muhammadiyah. Alhamdulillah, sekarang sekolah itu dikelola oleh Pimpinan Daerah Sambas (PDM Sambas).

Pada tanggal 21 Februari 2012 Pukul 15.00 WIB, ia meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto Jakarta akibat sakit yang dideritanya. Salah satu bentuk penghargaan Universitas Tanjungpura terhadap jasa-jasanya adalah dengan menjadikan nama Prof. Dr. Hadari Nawawi sebagai nama jalan utama di kampus Universitas Tanjungpura serta menerbitkan buku biografi berjudul “Hadari Nawawi, Pemikir dan Pejuang Pendidikan” (2012).

  1. Haji Muhammad Amin Latif

Haji Muhammad Amin Latif lahir di Makassar 12 Februari 1919. Ia tinggal di Jalan Pak Kasih Pontianak.  Masuk Muhammadiyah sejak tahun 1936 ketika menempuh pendidikan di Zu’ama Muhammadiyah Yogyakarta. Ia menjadi Ketua PW Muhammadiyah Kalimantan Barat tahun 1974—1978. Pensiunan anggota Badan Pemerintah Harian Provinsi Tingkat 1 Kalbar ini pernah menjadi guru di Standaard School Muhammadiyah di Soppeng, Sulawesi Selatan.

Pada masa pendudukan Jepang tahun 1941 ia menjadi Kepala Minsen Unkookai (Urusan Pelayaran Kapal/Perahu menggantikan KPM/Belanda. Tahun 1950 Hijrah ke Pontianak dengan usaha N.V. OMPO yang bergerak di bidang pelayaran rakyat dan perdagangan antarpulau.

Kiprah dan kesalehan sosial tokoh Islam dari Soppeng di Kota Pontianak ini mengantarkannya sebagai anggota Badan Pemerintah Harian Provinsi Tingkat 1 Kalbar tahun 1950 s.d. 1965. Haji Muhammad Amin Latif konsisten dengan bisnis sehingga tahun 1985 ia membuka Rumah Makan Andalas.

Setelah tidak menjadi Ketua Muhammadiyah Kalimantan Barat ia masih aktif sebagai anggota penasihat dan tanwir Muhammadiyah Kalimantan Barat. Tokoh Muhammadiyah yang memiliki 11 orang anak ini sampai akhir hayatnya tetap mendedikasikan hidupnya di Persyarikatan Muhammadiyah.

  1. Permasis

(Pendukung Gerakan Muhammadiyah Kalbar Bidang Pendidikan)

Permasis merupakan akronim dari Perkumpulan Masyarakat Singkawang dan Sekitarnya.  Permasis adalah organisasi sosial warga Tionghoa  yang berdiri pada tanggal 8 April 2006 di Jakarta. Yayasan ini didirikan oleh 60 orang yang lahir dari daerah Sambas, Singkawang, dan Bengkayang. Organisasi Tionghoa terbesar dan terluas di Singkawang ini fokus pada masalah sosial dan budaya, tidak terlibat politik praktis.

Pengusaha-pengusaha Tionghoa dari Singkawang dan sekitarnya yang sukses di Jakarta membantu berdirinya Permasis dan membantu proses berjalannya yayasan ini dengan baik. Organisasi Permasis ini beralamat di Kompleks Seasons City Blok B No. 1-2-3-5 Jalan Latumenten, Jakarta.

Misi Permasis adalah memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat Singkawang dan sekitarnya dan untuk meningkatkan SDM Singkawang dan sekitarnya agar dapat penghidupan yang layak dan berperan aktif dalam pembangunan NKRI.

Pada tahun 2007 Muhammadiyah menjalin kerja sama dengan Permasis dalam bentuk pendidikan dan kesehatan. Implementasi dari kerja sama ini adalah Permasis menjadi donatur dalam pembangunan gedung Madrasah Ibtidaiyah Swasta Muhammadiyah di Pemangkat.

Alhasil, Permasis kemudian mewakafkan sekolah yang mereka bangun di atas tanah wakaf Pak Nawawi itu kepada Muhammadiyah. Sekarang sekolah itu dikelola oleh Pimpinan Daerah Sambas (PDM Sambas). Pembangunan gedung Madrasah Ibtidaiyah ini diresmikan oleh Bupati Sambas Burhanuddin A. Rasyid tanggal 25 Juni 2007.

Madrasah Ibtidaiyah Swasta Muhammadiyah yang sudah ada sejak tahun 2003 sekarang memiliki gedung yang layak dan bagus. Selanjutnya, di lahan yang sama dikembangkan juga Madrasah Tsanawiyah Swasta Muhammadiyah pada tahun 2012.

Permasis bersedia membantu Muhammadiyah Pemangkat karena meyakini Muhammadiyah adalah organisasi yang bergerak dibidang pendidikan terbaik dan dipercaya seluruh dunia.

kimberly cybersex model.porndigger
http://xxvideos.one amateur jerking huge cock.
tamil sex