Oleh: Firly Hurun Jannati
Dunia sedang menghadapi masa-masa darurat, dimana tercipta musuh kasat mata bernama Corona Virus Disease/Covid-19. Virus ini pertama kali teridentifikasi di kota Wuhan ibu kota provinsi Hubei, China. Saat ini seluruh dunia sedang berupaya untuk menangani wabah pandemi global ini, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data, virus ini sudah menyebabkan 185.156 jiwa mengalami kematian dan menginfeksi 2.656.456 orang di seluruh dunia (per 23 April 2020 pukul 18.04 WIB). Dan pastinya, masih banyak orang yang sebenarnya sudah terinfeksi namun tidak tercatat/terdeteksi.
Penanganan yang telah dilakukan oleh pemerintah dan tenaga medis Indonesia saya rasa sudah cukup tepat. Diantaranya adalah anjuran stay at home, physical distancing, sosial distancing, work from home, sampai dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan lain sebagainya.
Pengolahan limbah hasil wabah virus corona ini menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan untuk mendukung penanganan virus penyebab Covid-19. Dari segi masyarakat, alat pelindung diri (APD) yang sering digunakan semasa pandemi global ini adalah seperti masker, sarung tangan, baju pelindung diri, kemasan antiseptik dan lain sebagainya. Sampah dari masyarakat tersebut menjadi salah satu penyumbang limbah yang membengkak di masa pandemi global ini. Ini dibuktikan dengan data dari Kementerian Ekologi dan Lingkungan China, hingga 21 Maret 2020, terjadi penambahan limbah medis dari 4.902,8 ton per hari menjadi 6.066 ton per hari. Hal ini bisa saja terjadi di Indonesia seiring dengan bertambahnya kasus Covid-19 dan hasil sampah yang dihasilkan per kepala.
Pengolahan limbah masyarakat ini menjadi penting, karena dikhawatirkan limbah ini bisa menjadi salah satu media penyebaran virus sekunder apabila tidak ditangani dengan baik. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada 24 Maret 2020, menerbitkan surat edaran soal pengelolaan limbah infeksius (B3) dan sampah rumah tangga dari penanganan virus corona. Surat ini dapat menjadi pedoman dalam pengolahan limbah bekas virus ini.
Pertanyaanya, bagaimana cara menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengolah limbah semasa pandemi global ini? Pertama, menyadarkan masyarakat akan pentingnya memilah sampah rumah tangga, mulai dari sampah organik, anorganik sampai sampah bahan berbahaya beracun (B3). Kedua, mengurangi penggunaan alat pelindung diri sekali pakai dengan cara menggunakan alat pelindung diri yang dapat dipakai secara berulang contohnya seperti masker berbahan kain, dengan catatan harus dicuci setiap sehabis digunakan. Kalaupun terlanjur menggunakan APD sekali pakai, dianjurkan setelah pengunaan alat tersebut terlebih dahulu dipotong/dibelah lalu mengumpulkan dan mengemas limbah APD tersebut di wadah tertutup khusus sampah B3. Kemudian, limbah tersebut diangkut dan dimusnahkan pada pengelolaan limbah B3. Ketiga, hal lain yang perlu diperhatikan adalah keamanan para tukang sampah serta petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang harus dibekali peralatan APD serta antiseptik. Karena mungkin saja terdapat sampah dari orang dalam pemantauan (ODP) yang bercampur sampah dari masyarakat yang sehat. Jika terinfeksi Covid-19 dari sampah masyarakat, mereka dapat menularkannya kembali kepada orang lain terutama keluarganya.
Masa-masa darurat ini masyarakat perlu saling bahu membahu dan saling menjaga. Dengan patuh pada aturan pemerintah, kita dapat menyelamatkan nyawa banyak orang. Mari mengubah gaya hidup instan menjadi gaya hidup yang peduli kebersihan lingkungan. Semoga dengan ini bisa memutus rantai penularan Corona Virus Disease (Covid-19).
*) Mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak