MYKALBAR.COM, PONTIANAK – Fikih Air menjadi salah satu materi yang disampaikan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah saat Sosiasalisi Ketarjihan yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Pontianak, Selasa 24 Desember 2019.
Materi ini disampaikan Sekretaris Divisi Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, H. Rahmadi Wibowo S, Lc, MA, M.Hum. “Dalam Fikih Air itu diatur bagaimana seharusnya perlakuan umat Islam terhadap air,” katanya.
Rahmadi menjelaskan, air adalah sumber kehidupan. Maka ketika tidak ada air, tidak akan ada kehidupan. Oleh karena itulah Muhammadiyah memandang pentingnya memperlakukan air secara baik, demi kelangsungan kehidupan.
Ia mencontohkan, di antara perbuatan yang tidak baik adalah membuang sampah di aliran air seperti sungai. “Dalam Fikih Air itu termasuk perbuatan dosa,” kata Dosen Tafsir Hadis Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ini.
Bahkan di dalam wudu yang banyak dilakukan umat Islam saat ini, menurut Rahmadi, ternyata ada praktik yang kurang baik terhadap air. Praktik itu berupa pemborosan penggunaan air, karena masih menggunakan keran manual.
“Berdasarkan penelitian, saat wudu itu air yang keluar tiga sampai lima liter. Tapi hanya 1/3 yang terpakai, sisanya 2/3 terbuang,” kata Rahmadi.
Ia pun mengatakan, maka penggunaan keran otomatis sangat direkomendasikan untuk masjid-masjid. Hanya saja, problemnya adalah keran otomatis itu harganya jauh lebih mahal dibanding keran manual.
Meski demikian, yang terpenting adalah umat Islam harus berusaha menghemat air dalam setiap kali melakukan wudu. Demikian pula saat mandi atau menggunakan air untuk keperluan lainnya.
Beberapa produk tarjih PP Muhammadiyah juga disampaikan Rahmadi dalam sosialisasi ini, seperti Fikih Kebencanaan, Fikih Demokrasi, Pedoman Hisab Muhammadiyah, dan lain-lain.
Sebelumnya, narasumber lain yaitu Anggota Divisi Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Yudhiakto Pramudya, Ph.D, menyampaikan materi Gerhana Matahari Cincin.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menurunkan tim untuk mengamati Gerhana Matahari Cincin (GMC) dengan pusat pengamatan di Kota Singkawang pada Kamis, 26 Desember 2019, yang puncaknya dimulai pukul 12.42 WIB.
Gerhana Matahari Cincin di Kota Singkawang hanya akan terjadi sekitar tiga menit. Sedangkan di wilayah Kalimantan Barat lainnya hanya terjadi Gerhana Matahari Sebagian.
Tim dari PP Muhammadiyah yang ke Singkawang adalah Divisi Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid serta Tim Gerhana (Tiger) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.