Penulis: Samsul
MYKALBAR.COM – Eco Bhinneka Muhammadiyah lewat program SMILE Eco Bhinneka Muhammadiyah bersama Ford Foundation kembali menggandeng Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pontianak dalam pelaksanaan Sekolah Bumi Calon Ibu Kelas Literasi Keuangan pada Ahad, 10 Agustus 2025.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh agama yang memberikan pandangan dan ajarannya terkait pengelolaan keuangan dalam mempertahankan keluarga dalam ajarannya masing-masing
Dr. H. Abd. Syukur, SK. selaku Ketua Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Kalimantan Barat menyampaikan bahwa keluarga dibangun melalui ketahanan keluarga.
“Dukungan ekonomi sangat menentukan bagaimana membangun keluarga yang Sakinah Mawaddah Warahmah dan Sejahtera tanpa ekonomi yang memadai. Kaya miskin itu relative.” ucap Syukur dalam sambutannya.
Pdt. Dr. Syahdin L. Nyarong. S.Th, M.Pd merumuskan kesehatan keuangan ini lewat Rukun dalam Finansial. Kerukunan finansial itu artinya harus diawali dengan rukun.
“Pertama rumuskan hidup, kedua kelola keuangan, ketiga untuk nanti. Miskin itu pasti, kaya ini yang mudah-mudahan. Karena dalam Kristen bahwa orang miskin selalu ada dalam diri anda yang seharusnya ditolong. Rumus rukun tadi membantu kita menentukan mau apa dan keuangan itu harus dikelola.” ujar Pdt.Syahdin.
Sekretaris FKUB Kota Pontianak, KH. Muhammad Azman, M.Ag menegaskan bahwa ajaran agama memiliki peran besar dalam membentuk kesehatan finansial. Dalam Islam, kata Azman, Ada larangan riba, anjuran mengelola keuangan secara bijak, membayar zakat, infak, sedekah, dan hidup sederhana. Semua ini membantu umat mencapai stabilitas ekonomi dan menghindari sifat berlebihan (israf) yang merugikan.
Ia menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan dimulai dari memenuhi kebutuhan pokok secara wajar, menyisihkan untuk kesehatan dan pendidikan, serta membantu yang membutuhkan. Ini adalah bentuk ibadah dan rasa syukur kepada Allah, tambahnya.
Dari unsur Buddha, Pandhita Dr. Eny Enawaty, M.Si menyebut kurangnya literasi keuangan sering menjadi penyebab masalah ekonomi keluarga. Menurutnya, “Uang sebaiknya digunakan untuk menopang hidup, membantu sesama, dan mengembangkan kebijaksanaan.”
Dr. Utin Nina Hermina, S.E., M.Si, pemateri yang mewakili unsur Pimpinan Wilayah Aisyiyah Kalimantan Barat, membagikan pengalaman pribadi mengelola keuangan rumah tangga.
“Saya membagi pendapatan, berinvestasi emas, dan memasak sendiri untuk menghemat. Ini pilihan cerdas yang bisa dilakukan siapa saja,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. E. Maran, S.E., M.M dari unsur Katolik mengingatkan bahwa harta hanyalah sarana, bukan tujuan hidup. “Kita harus jujur dalam mencari nafkah dan memprioritaskan kebutuhan pokok,” katanya.
Dari unsur Konghucu, Tjhin Djie Sen menyampaikan bahwa suami memiliki tanggung jawab sebagai kepala keluarga, sedangkan istri menjaga keharmonisan keluarga dengan kasih sayang. “Ajaran kami menekankan hubungan harmonis yang dilandasi cinta,” ujarnya.
Terakhir pandangan para tokoh, I Wayan Sudiana dari unsur Hindu mengatakan bahwa nilai iman, ilmu, dan amal harus saling melengkapi agar hidup seimbang. “Tidak ada kebenaran selain milik Tuhan,” tutupnya.