MYKALBAR.COM – Aktivis Muhammadiyah Fenni Supriadi mendapat amanah untuk memimpin Perguruan Islamiyah Pontianak selama lima tahun ke depan. Ia dipercaya menjadi Ketua Perguruan Islamiyah Pontianak periode 2024-2029.
Acara pisah sambut Ketua Pengurus Perguruan Islamiyah Pontianak pun digelar di Aula Perpustakaan SMA Islamiyah Jalan Imam Bonjol No. 88 Pontianak, Jumat 1 November 2024.
Pada kesempatan itu, Fenni mengungkapkan sejarah singkat berdirinya Perguruan Islamiyah Pontianak. Diawali dengan pengajian di Rumah H. Arief yang saat ini menjadi Rumah Cagar Budaya Kampung Bangka Pontianak di Gang Hj. Salmah, kemudian berlanjut mendirikan Perguruan Islamiyah tahun 1926.
Semula hanya memiliki Madrasah Ibtidaiyah (MI), kemudian secara berturut-turut berdiri Sekolah Rakyat (SR)/volkschool 1930, mendirikan Masjid Besar Islamiyah 1936, TK (1955), Madrasah Tsanawiyah (1960) merupakan sekolah menengah pertama dan satu-satunya Pontianak berbentuk Tsanawiyah, SMA (1962) periode perintis dan sejak 1990 melengkapi jenjang Pendidikan hingga membuka Madrasah Aliyah (MA).
Bahkan perguruan Islamiyah pernah memiliki balai pengobatan Islamiyah dimana tenaga dokter dan perawat dibayar secara khusus oleh perguruan.
Fenni Supriadi tentu bukan orang asing di Perguruan Islamiyah Pontianak. Ia merupakan satu di antara cicit pendiri Yayasan Perguruan Islamiyah yaitu H. Arief dan Hj. Salmah. Keduanya adalah tokoh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di masanya.
Fenni menyampaikan perguruan Islamiyah di bidang pendidikan, setidaknya sampai dengan tahun 1970an terdapat 6-7 ribu siswa telah menamatkan pendidikannya di perguruan ini. Lalu sampai tahun 2015 ketika itu diperkirakan alumni perguruan Islamiyah mencapai 10 ribuan.
Sementara di bidang dakwah masjid besar Islamiyah mendapat predikat sebagai Masjid Ramah Disabilitas.
“Tentunya ini merupakan kerja keras dan Ikhlas para pendiri dan pengurus sebelumnya yang sangat berjasa memajukan dan memberikan pencerahan bagi perguruan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Nazhir Wakaf Islamiyah ini juga menyampaikan bahwa Perguruan Islamiyah merupakan sekolah Islam pertama dan tertua di Kalimantan Barat (menuju 1 abad) sudah banyak memberikan sumbangan bagi kemajuan pendidikan dan kegiatan keagamaan di masyarakat.
Melalui kesempatan tersebut Fenni juga mengajak agar ke depan bersama-sama Badan Wakaf Islamiyah/Nazhir, Dewan Pengawas, Kepala Sekolah/Madrasah dan Pengurus Masjid, untuk membangun dan memajukan perguruan Islamiyah baik sekolah, masjid dan unit lainnya agar menjadi pusat kegiatan Pendidikan, Dakwah dan Sosial Kemasyarakatan.
“Semoga apa yang kita lakukan menjadi berkah bagi kita, orang tua kita dan anak cucu kita nantinya,” ungkapnya.
Fenni Supriadi saat ini aktif di beberapa organisasi seperti Majelis Pustaka Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalbar (Wakil Ketua 2), Majelis Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pontianak (Ketua), PCM (Anggota) sampai dengan PRM Bansir Laut (Ketua) serta merupakan Dosen Prodi Manajemen FEB UM Pontianak.
Fenni Supriadi lahir di Pontianak, 28 Oktober 1985 dari pasangan Alm. Anshari H. Achmad Manshur (Ayah) dan Hj. Yetty Susilawati (Ibu) serta memiliki 2 (dua) saudara lak-laki dan 1 (satu) saudari perempuan.
Keinginan membangun Islamiyah lebih maju tentunya juga merupakan spirit dari kakeknya terdahulu yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Perguruan Islamiyah, yakni saudagar Haji Achmad Manshur yang juga merupakan salah satu Pendiri Universitas Tanjungpura (Untan) dan Masjid Raya Mujahidin.