MYKALBAR.COM, LANDAK – Ketua Umum Rumah Infaq Yusman Dawolo mengemukakan lembaganya secara khusus membangun masjid di daerah pedalaman, seperti Nias, NTT, Maluku, Mentawai, Landak, dan di Lombok Utara.
Program pembangunan masjid ini diikuti juga dengan pemberdayaan ekonomi jamaah masjid. Bahkan, Rumah Infaq memberikan beasiswa kepada anak-anak. Sekarang Rumah Infaq membangun sekolah di Bogor mulai tingkat SMP dalam bentuk pesantren tahfiz Quran. Angkatan pertama kelas tahfiz ini 40 orang diambil dari perwakilan masjid-masjid yang telah dibangun.
Ketua Umum Rumah Infaq yang berasal dari Nias ini mengajak umat Islam untuk bergerak mendapatkan rumah di surga. Caranya ialah dengan menyumbangkan harta bagi pembangunan masjid.
Masjid Al Mujahadah di Desa Tebedak, Ngabang, Kabupaten Landak, adalah satu di antara masjid yang dibangun Rumah Infaq bersama Lazismu Kalbar. Masjid ini belum sepenuhnya selesai dikerjakan. Masih ada yang harus dibenahi, seperti pagar. Namun, masjid ini sudah bisa difungsikan untuk salat berjamaah.
Menurut Ketua Lazismu Kalimantan Barat Ismail Syailillah pagar masjid sangat diperlukan untuk melindungi masjid dari anjing-anjing yang berkeliaran sehingga bisa masuk ke area masjid.
“Kita juga masih perlu biaya untuk dai sebagai pembina mualaf di Tebedak,” jelasnya saat peresmian Masjid Al Mujahadah, Ahad (27/1/2019).
Ketua Lazismu Kalbar ini mengajak semua pihak untuk menginfakkan hartanya di jalan Allah. Secara khusus Ismail Syailillah mengajak Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang kebetulan dihadiri oleh Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Pemprov Kalbar untuk membantu pembangunan pagar masjid Al Mujahadah.
Masjid Al Mujahadah di Tebedak merupakan contoh nyata toleransi dan kerukunan antaretnis dan agama di Kabupaten Landak. “Di sebelah masjid ada gereja. Remaja masjid aktif dan remaja gereja aktif sehingga saling toleransi. Ini menjadi contoh kerukunan antarumat beragama di Tebedak, Landak,” tegas Ismail Syailillah.
Warga Desa Tebedak sangat bersyukur dengan adanya masjid Al Mujahadah ini. Mereka bisa salat berjamaah dan menitipkan anak untuk belajar Alquran. “Kita bersyukur anak bisa belajar mengaji, yang tua pun bisa belajar,” ujar Rudi (37), penduduk Desa Tebedak.
Rudi berharap sumber daya manusia masyarakat Tebedak dalam hal agama semakin baik. Hal senada juga diungkapkan Kosim (52). “Alhamdulillah setelah ada masjid anak-anak sudah bisa belajar mengaji setelah salat Asar,” katanya.
Kata Kosim, di Desa Tebedak kerukunan juga didukung oleh kalangan pemuda. Menurut Kosim di Tebedak ini ada namanya Panser akronim dari Pantu Seratus, yaitu organisasi Dayak berasal dari daerah ini. Mualaf di kampung ini pun hidup rukun dengan organisasi Dayak yang ada di Tebedak.
Saya (penulis) menyebut pembangunan Masjid Al Mujahadah bagi Mualaf di Tebedak, Kabupaten Landak ini sebagai spirit berkemajuan. Masjid ini contoh nyata kerukunan dan kebersamaan antaretnis dan agama di Bumi Intan, Landak.
Penulis: Dedy Ari Asfar