MYKALBAR.COM – Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (MHH) Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Kalimantan Barat (PWA Kalbar) melaksanakan sosialisasi dan edukasi kepada anak-anak Panti Asuhan Tunas Islam Muhammadiyah, di TK ABA Rasau Jaya, Kubu Raya, Ahad, 27 April 2025 pukul 09.00 – 11.45 WIB.
Kegiatan ini dilaksanakan MHH PWA Kalbar bersinergi dengan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Pontianak dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kubu Raya. Sosialisasi dan edukasi tersebut mengangkat tema “Gali Kreativitas, Tumbuhkan Jiwa Entrepreneur Sejak Dini”.
Selain diikuti anak-anak Panti Asuhan Tunas Islam, kegiatan ini juga dihadiri oleh unsur dari Fakultas Hukum UM Pontianak, PDA – PCA – PRA di Kubu Raya, PDM, IPM, Nasyiatul Aisyiyah, dan guru-guru TK ABA Rasau Jaya. Total ada 56 orang yang hadir.
MHH PWA Kalbar menghadirkan sejumlah narasumber yaitu Tri Atika Febriyani ,SH.,M.H yang memberikan materi mengenal aspek legalitas start up bagi entrepreneur. Kemudian materi cerdas dalam melihat peluang usaha, disampaikan oleh Suryani, S.H.,M.Pd.
Ada pula kisah insipiratif entrepreneur muda dari Asa Mustika S.H, Mustika (mahasiswa Fakultas Hukum), dan Tim PKM Fakultas Hukum UM Pontianak.
Ketua MHH PWA Kalbar Dr. Hazilina,SH,M.M.,M.Kn. mengatakan, kegiatan sosialisasi dan edukasi yang dilaksanakan bertujuan untuk membuat anak-anak panti asuhan berdaya. Sehingga mereka tidak hanya mengandalkan bantuan dari orang pihak lain.
“Kita ingin membangun mindset supaya mereka tidak mengandalkan belas kasihan saja, tetapi bisa bertahan melalui upaya mereka sendiri,” katanya.
Maka menurut Hazilina, pihaknya merasa penting untuk menghadirkan entrepreneur muda dari kalangan mahasiswa di acara tersebut. Di mana ada kisah inspiratif dari anak muda yang bisa berdaya dan menghasilkan uang, bahkan bisa membiayai kuliahnya sendiri.
Mahasiswa ini bercerita kepada anak-anak panti asuhan, bagaimana dia bisa tetap kuliah dan menghasilkan uang, dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Misalnya dengan memanfaatkan Shopee Affiliate yang tanpa modal, tetapi bisa mendapatkan uang.
Kemudian ada pula kisah mahasiswa yang punya usaha olahan pisang dan kue lumpur kekinian. Itu menjadi daya tarik bagi konsumen.
“Mahasiswa ini memberi contoh bahwa mereka dengan kreativitas dan inovasinya, mampu berusaha sendiri,” ujar Hazilina.
“Pada sesi ini peserta sangat antusias, kami akan memberikan langkah-langkahnya setelah selesai sosialisasi dan edukasi di 4 panti di bawah naungan Muhammadiyah dan Aisyiyah,” katanya.
Lebih lanjut Hazilina mengungkapkan, sebenarnya panti asuhan bisa berkembang dengan usahanya sendiri. Tanpa mengandalkan sumbangan dari pihak luar.
“Ada panti asuhan yang bisa berkembang meski lahan terbatas. Ada yang bikin ternak ayam dan pembesaran lele. Kemudian air kolam lelenya itu untuk menyiram sayuran,” katanya.
Hazilina berharap panti asuhan di lingkungan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah juga bisa mandiri. Apalagi masih banyak lahan-lahan tidur milik persyarikatan yang bisa dimanfaatkan untuk membangun usaha.
Sosialisasi dan edukasi serupa, kata Hazilina, akan terus berlanjut ke panti-panti asuhan milik Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang lain.
“Nanti kita akan lanjut lagi ke Panti Asuhan Tunas Harapan dan Nur Fauzi. Mereka menyambut baik program ini,” ujarnya.