MYKALBAR.COM – Rakernas Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah membahas banyak materi dengan menghadirkan narasumber yang sangat mumpuni dalam bidangnya.
Rakernas yang dilaksanakan pada tanggal 18-20 Agustus 2023 di Solo ini diikuti oleh seluruh perwakilan MTK ‘Aisyiyah se-Indonesia. Hadir Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muchammad Arifin, M.Ag selaku salah satu narasumber.
Pada kesempatan yang sama juga turut mengundang Angelina Sondakh yang mengungkapkan pengalaman spiritual dan dakwah di lembaga pemasyarakatan (lapas) selama 12 tahun.
Arifin menjelaskan bahwa Lembaga Dakwah Komunitas lahir dari hasil Muktamar ke 48 di Surakarta tahun lalu. “Namun sebenarnya konsep dakwah komunitas sudah lahir sejak lama, berawal dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta melahirkan konsep Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah atau familiar disebut GJDJ,” sambungnya.
Dalam dakwah komunitas, Arifin mengungkapkan menghadapi banyak tantangan dan masalah karena yang dihadapi adalah berbagai tipe masyarakat yang heterogen. Mulai dari komunitas anak jalanan hingga pengguna narkoba, mulai dari akar rumput hingga pejabat dalam ruang lingkup serta pendekatan dakwah yang variatif juga.
Majelis Tabligh dan Ketarjihan PWA Kalbar, Ufi Ruhama’ menilai bahwa LDK amat sangat dibutuhkan khususnya di Kalimantan Barat. Dakwah harus menyentuh semua lapisan Masyarakat. Dakwah tidak hanya diperuntukkan untuk oreng orang yang baik, namun dakwah yang hakiki sejatinya mengajak dan membumi pada sasaran dakwah yang transformatif.
Lebih dari itu, dakwah bagi kaum marginal juga perlu pemetaan dan analisis sosial sehingga dapat diketahui kebutuhan dan permasalahan lebih rinci seingga dapat diatur langkah serta strategi dakwah yang sesuai dengan kondisi yang ada sehingga dakwah lebih bersifat dinamis.
Angelina Sondakh artis dan mantan politikus dalam sesinya memaparkan perjalanan spiritualnya selama belasan tahun di lapas. Ia memaparkan bahwa di balik jeruji besi tersimpan banyak hikmah dan pelajaran berharga yang ia alami.
Angelina juga mengakui semakin banyak mendalami Islam selama berada di penjara. “Saya mempelajari Islam dengan hati, niat saya lillahi ta’ala, bukan ingin memperoleh remisi dan alhamdulilah saya bisa seperti sekarang dalam menjalani Islam,” tutur Angelina yang masih mualaf.