Penulis: David Nurfianto
MYKALBAR.COM – Eco Bhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat mengelar Workshop Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah yang Harmoni dan Hijau di Hotel Mercure Pontianak, Sabtu 19 September 2023.
Kegiatan yang bertujuan melahirkan guru berwawasan lingkungan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat, Pabali Musa.
Turut hadir pada kegiatan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Sri Sujiarti, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat Muhajirin Yanis dan Kepala SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA se-Kalbar.
Kegiatan yang bertujuan membentuk kembali gagasan tentang literasi keagaman untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pluralisme, toleransi dan keragaman masyarakat lewat aksi-aksi pelestarian lingkungan demi mencapai Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah yang Harmoni dan Hijau.
Pada sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Sri Sujiarti menyebutkan bahwa sekolah harmoni yang hijau sejalan dengan pemerintah yaitu adiwiyata, sekolah yang peduli lingungan yang sehat.
“Lingkungan hijau adalah lingkungan sehat bagi tubuh, sekolah adiwiyata adalah sekolah yang nyaman dipandang mata, bertutur kata yang baik sekaligus menerapkan hal yang baik,” ungkapnya.
Selain itu, Sri menyampaikan alam adalah bagian yang tak terpisahkan bagi manusia, artinya kita bisa memanfaatkan alam sekitar. Jadi, menurutnya sekolah dengan menerapkan prinsip perdamaian dan menjaga lingkungan merupakan cita-cita luhur bangsa.
“Perdamaian di tengah keberagaman mesti diinisiasi di lingkungan pendidikan agar tercipta kerukunan. Ketika kerukunan ini tumbuh dan terus dirawat maka agen perdamaian,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Muhajirin Yanis menyampaikan bahwa pentingnya konsepsi pendidikan berbasis lingkungan.
“Saya juga punya area lingkungan alhamdulillah sudah saya tanami pohon jati, kegiatan ini sederhana saja, menanam selama 3 tahun secara terus menerus dan alhamdulillah tumbuh. Penanaman ini dilaksanakan di SD, SMP, SMA, dan madrasah aliyah untuk terus berkemajuan dalam upaya penghijauan sekolah. Jadi mudah-mudahan konsep-konsep ini menjadi nyata,” katanya.
Menurut Muhajirin Yanis, aksi nyata dengan melakukan penanaman pohon merupakan buah gerakan konkret atas usaha penghijauan.
“Di beberapa sekolah yang hampir kehilangan pohon ini menjadi suatu evaluasi tegas bahwa pohon bukan terbatas pada objek. Pohon merupakan suatu makhluk secara hakikat, sama dengan manusia tumbuh hidup dan saling menghidupi,” katanya.
Sementara itu, Manager Regional Eco Bhinneka Kalimantan Barat, Octavia Shinta Aryani menyampaikan Kworkshop ini berusaha memunculkan gagasan-gagasan dari pembicara dan peserta tentang literasi keagaman.
“Serta untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pluralisme, toleransi dan keragaman masyarakat lewat aksi-aksi pelestarian lingkungan demi mencapai Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah yang Harmoni dan Hijau yang didokumentasikan,” ungkapnya.
Kata dia, Ecobhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat yang memiliki Komunitas Sahabat Eco Bhinneka sudah melakukan aksi nyata seperti Cycling to Religious Sites (CTRS).
“Kegiatan bersepeda ke rumah-rumah ibadah dengan membagikan bibit pohon beragam dan aksi berkemas sampah pantai. Dengan merawat kerukunan dan menjaga lingkungan merupakan titik temu antara kkologi dan kebhinnekaan ini menjadi semangat misi berdakwah di tengah-tengah perubahan iklim,” tegasnyam
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat, Pabali Musa dalam sambutannya menyampaikan bahwa kepala sekolah sudah punya visi misi berkarya nyata bukan kata.
Intinya guru-guru lebih meningkatkan peran yang efektif dan meningkatkan suasana yang kondusif di lingkungan yang beragam tentunya pada siswanya, sehingga lebih harmonis.
“Harmonis itu bukan hanya dalam arti antar etnis tetapi juga dalam pemikiran dan perbuatan yang harmonis sehingga menunjuka keserasian dan kemudian menimbulkan semangat cinta lingkungan yang hijau,” ujarnya.
Pabali Musa berterima kasih dan memberi dan penghargaan tinggi bagi pihak yang mengadakan aktivitas ini. Ia mengatakan, bagi Muhammadiyah intinya adalah kegiatan yang berkemajuan.
“Ada indikator berkemajuan yaitu situasi yang lebih baik dari sebelumnya, nah itu berkemajuan. Tentu dalam tema ini, mengusung tema sekolah yang lebih hijau dan harmonis dari pada sebelumnya,” katanya.
Ia mengaskan bahwa menjaga alam untuk menghadirkan situasi lingkungan yang rukun merupakan suatu keniscayaan. Menjadikan agama sebagai rujukan serta mengajak kesalehan lingkungan secara kolektif adalah segmen fundamental dari kehidupan alam semesta.