MYKALBAR.COM – Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-15 Muhammadiyah Kalbar di Kota Pontianak pada 4-5 Februari 2023 telah menghasilkan 13 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalbar periode 2022-2027.
Mereka adalah Pabali Musa (182 suara), Ahmad Zaini (181 suara), Wasilun (151 suara), Ahmad Jais (144 suara), Samsul Hidayat (131 suara), Uray M. Amin (130 suara), Eddy Suratman (129 suara), Ishak Jumarang (126 suara) Muhammad Yusuf (120 suara), Ikhsanudin (117 suara), Nilwani Hamid (113 suara), Slamet Rianto (99 suara), Helman Fachri (92 suara).
Tiga belas orang tersebut pun telah bermusyawarah dan menetapkan Pabali Musa dan Ahmad Zaini sebagai Ketua dan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Barat periode 2022-2027.
Lantas berapakah gaji yang diperoleh 13 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalbar tersebut?
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas secara gamblang mengungkap aturan gaji pimpinan Muhammadiyah saat membuka Musywil ke-15 Muhammadiyah Kalbar dan Musywil ke-11 ‘Aisyiyah Kalbar di Pendopo Gubernur Kalbar, Sabtu 4 Februari 2023.
Awalnya ia mengatakan beberapa waktu lalu, Kementerian Keuangan akan mengenakan pajak kepada perguruan tinggi swasta di Indonesia, termasuk milik Muhammadiyah. Namun hal itu urung dilakukan, perihal gaji pimpinan Muhammadiyah.
Busyro bercerita, saat itu Dirjen Pajak Kementerian Keuangan bertanya Muhammadiyah dengan kekayaan yang begitu besar, berapakah gaji yang diterima ketua pimpinan pusatnya?
“Nah, pertanyaan itu dijawab dengan layar LCD yang berisi peraturannya, datanya, dan sebagainya, bahwa sejak dulu kala Pimpinan Pusat Muhammadiyah sampai pimpinan ranting itu tidak boleh menerima gaji, tidak ada gaji,” ungkap mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ini.
Busyro mengatakan, dirinya perlu menyampaikan hal tersebut sebagai bukti kalau Muhammadiyah itu punya semangat taawun atau tolong menolong dalam kebaikan.
Menurutnya, menjadi aktivis Muhammadiyah dengan jumlah kekayaannya yang besar, kuncinya adalah kerja ikhlas. “Ikhlas itu mengandung pengertian kerja cerdas-fathonah dan kerja yang amanah, serta kerja yang keras,” katanya.