mykalbar.com – Tim Kreasi Muhammadiyah Ketapang, Save the Children, dan pemerintah daerah kembali mengemukan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPRD Ketapang, Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang, Kementerian Agama Kabupaten Ketapang, Badan Perancanaan Daerah dan Steak Holderlainya.
Agenda utama yang dibahas adalah sinergi program peningkatan mutu pendidikan dengan fokus pada literasi, numerasi, dan penguatan kapasitas guru.
Dalam paparannya, Syarif Syamsurrizal dari Tim Kreasi Muhammadiyah Ketapang mengungkap bahwa alokasi anggaran pendidikan Kabupaten Ketapang telah mencapai 28% dari total APBD, namun hanya Rp200 juta dialokasikan khusus untuk peningkatan kapasitas guru.
“Angka ini masih jauh dari cukup jika kita ingin mendongkrak kualitas guru dan hasil belajar siswa,” ujarnya.
Silverius Tasman Muda, perwakilan dari Save the Children, menyampaikan bahwa Program Kreasi bertujuan membangun ekosistem pendidikan berkualitas melalui penguatan kurikulum, pelatihan guru dan kepala sekolah, serta perlindungan anak.
“Data rapor pendidikan menunjukkan masih rendahnya kemampuan literasi dan numerasi anak-anak, dan Kreasi hadir menjawab itu,” katanya.
Rapat Dengar Pendapat juga menyoroti pentingnya pemerataan intervensi. Hasib Setiawan,S.Pd.I, anggota Komisi IV, menekankan agar penggunaan APBD tidak hanya terpusat di wilayah kota, tetapi juga menjangkau kecamatan tertinggal.
Salah satu inovasi yang mendapat sorotan adalah “Cacth Up Club” program pembelajaran intensif untuk memberi bimbingan intensif kepada 200 siswa yang mengalami kesulitan literasi dan numerasi.
“Ini bentuk intervensi langsung untuk meningkatkan mutu hasil belajar siswa,” ungkap Santoso Setio Koordinator Program Kreasi Muhammadiyah Ketapang.
Menjawab pertanyaan legislatif, Julni Rhamawan Selaku Regional Manager Kreasi Muhammadiyah Kalbar menegaskan bahwa Tim Kreasi akan memperluas jangkauan intervensi ke daerah pedalaman pada tahun kedua.
“Kami telah melampaui target, menjangkau 60 sekolah dan melatih 240 guru. Tahun depan, giliran kecamatan yang lebih terpencil,” katanya optimis.
Rapat diakhiri dengan komitmen bersama untuk terus memperkuat kolaborasi lintas sektor. Pemerintah daerah, DPRD, dan mitra pembangunan sepakat bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang dan fondasi utama dalam pembangunan sumber daya manusia Ketapang.***