MYKALBAR.COM – Mohammad Syah Bakri merupakan satu dari tiga tokoh penerima Muhammadiyah Award 2021 pada puncak acara Milad 112 H/109 M Muhammadiyah yang diselenggarakan PWM Kalbar di Auditorium Universitas Muhammadiyah Pontianak, Jumat, 19 November 2021.
Profil:
Haji Mohammad Syah Bakri lahir di Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi 12 Juni 1932. Panggilan masa kecilnya adalah Mad Sah. Dia merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara. Ayahnya adalah pedagang sukses dan terkenal di Nanga Pinoh.
Mohammad Syah Bakri kecil bersekolah SD di Nanga Pinoh. Tamat dari SD ia merantau ke Pontianak. Dia “buang diri” dengan merantau ke Pontianak. Dia merantau karena menolak menjadi pedagang mengikuti jejak ayahnya. Dia bersikeras ingin bersekolah tinggi.
Secara diam-diam dia mengikuti motor air yang berangkat ke Pontianak. Karena tidak memiliki keluarga di Pontianak, dia tidur di kuburan Cina daerah Jalan Tanjungpura. Kemudian, dia berkenalan dengan seorang pemilik warung kopi. Pemilik warung kopi ini menjadi ayah angkatnya di Pontianak. Dia pun dapat bersekolah di SMPN 1 Pontianak berkat bekerja di warung kopi milik ayah angkatnya. Dia bisa menabung dan membayar uang sekolah hasil dari kerja kerasnya.
Setamat dari SMPN 1 Pontianak, dia merantau ke Yogyakarta. Haji Mohammad Syah Bakri melanjutkan SMA di Kota Pelajar ini. Ketika di Yogyakarta, dia berkenalan dengan Muhammadiyah. Setamat SMA dari Yogyakarta, dia merantau ke Jakarta. Dia melanjutkan sekolah di akademi perbendaharaan. Selesai kuliah, dia kemudian bekerja di Departemen Transmigrasi Jakarta.
Di Jakarta Mohammad Syah Bakri tinggal dan mengekos di dekat masjid daerah Keramat Sentiong. Ia menikahi seorang perempuan asli Betawi bernama Hj.Habibah binti H.M. Noor. Putri seorang imam masjid dekat tempat tinggalnya di Jakarta.
Hasil pernikahan dengan Hj.Habibah binti H.M. Noor melahirkan enam orang anak, yaitu Komala Erwan, Ratna Suri, Untad Darmawan, Adang Gunawan, Dek Puspasari, Muhammad Budi Setiawan. Dia mendidik anak-anaknya dari sisi ibadah dengan cara Muhammadiyah. Anak-anaknya diajarkan nilai-nilai kemuhammadiyahan.
Dalam perjalanan karier organisasinya dia aktif di Masyumi. Darah Masyumi menurun dari ayahnya yang seorang saudagar sukses di Nanga Pinoh. Dia sempat menjadi anggota DPRDGR dari Partai Masyumi. Masyumi dan Muhammadiyah menjadi organisasi yang menempa sikap dan pandangan Haji Mohammad Syah Bakri dalam kehidupan sehari-hari.
Dia pernah berbeda pandangan dengan kelompok merah PKI pada waktu itu di Departemen Transmigrasi. Dia pernah mau dibuang ke Uni Soviet dengan cara di sekolahkan ke negeri komunis tersebut. Namun, Haji Mohammad Syah Bakri menolak. Dia pun diberikan dua pilihan, pertama jika menolak harus berhenti dari pegawai negeri sipil dan kedua, jika menginginkan tetap menjadi pegawai negeri sipil, ia harus menerima tawaran ke Rusia. Dia memilih untuk berhenti menjadi pegawai karena takut terkontaminasi dengan paham komunis.
Setelah berhenti dari pegawai negeri sipil, dia aktif total di Masyumi. Ia kembali ke Kalimantan Barat. Selanjutnya, dia pun menjadi anggota DPRDGR dari Partai Masyumi. Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau disingkat menjadi Masyumi adalah sebuah partai politik Islam terbesar di Indonesia selama Era Demokrasi Liberal di Indonesia. Partai ini dibubarkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960.
Setelah tidak menjadi anggota DPRDGR Haji Mohammad Syah Bakri melanjutkan pendidikan S-1 di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak. Kemudian, pada zaman Kadarusno, Gubernur Kalimantan Barat periode 1972—1977. Haji Mohammad Syah Bakri diminta menjadi Wakil Direktur Perusahaan Daerah Mandau Darma. Perusahaan percetakan terbesar di Kalimantan Barat pada waktu itu.
Kemudian, dia diminta untuk menjadi Direktur Perusahaan Daerah Khatulistiwa Darma yang bergerak dalam jasa angkutan. Setelah selesai bertugas di PD Khatulistiwa Darma, dia bergabung di PT Akcaya Darma yang bergerak dalam bidang perdagangan. Allahyarham Haji Mohammad Syah Bakri juga berbisnis sebagai Developer. Dia mendirikan PT Kaninjal sebuah perusahaan real estate di Kalbar. Sebagai Direktur Utama PT Kaninjal, ia membangun beberapa kompleks perumahan, seperti Kompleks Perumahan Mandau Permai di Jalan Tabrani Akhmad.
Haji Mohammad Syah Bakri aktif dalam Pembangunan SD Muhammadiyah di Kota Baru. Dia membangun Madrasah Diniyah Muhammadiyah bersama allahyarham Rahim Jafar di Masjid Jariah Kota Baru, Gang Rawa Sari. Dia juga aktif di Yayasan Mujahidin sehingga terlibat dalam mendirikan Perguruan Mujahidin Pontianak. Dia pun pernah menjadi Bendahara di Yayasan Mujahidin Pontianak. Dia juga sebagai pengurus Yayasan Yarsi Pontianak yang terlibat dalam mendirikan Rumah Sakit Yarsi. Dia juga terlibat dalam pembangunan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah yang ada di Sungai Raya Dalam.
Selain itu, dia aktif sebagai bendahara PHBI Kota Pontianak. Dia bersama istri juga aktif sebagai Pengurus Badan Penasehat, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4).
Haji Mohammad Syah Bakri dan istri pernah menampung dua orang tenaga guru agama Islam yang didatangkan dari Flores-Nusa Tenggara Timur. Guru-guru agama Islam tersebut ditampung sementara di rumah anggota pengurus PWM Kalbar sebelum mereka berdakwah di pedalaman Kalbar. Guru Agama Islam yang didatangkan dari Flores ke Kalbar ditempatkan dan disebarkan di Pedalaman Kalbar. Mereka merangkap menjadi da’i yang berdakwah untuk Muhammadiyah.
H.Moch. Syah Bakrie, S.E pernah menjadi Ketua PDM Kota Pontianak. Dia juga Pembina Perguruan Muhammadiyah Kota Baru Pontianak. Dia merupakan Ketua Majelis Ekonomi PWM Kalimantan Barat; Bendahara PWM Kalimantan Barat; Wakil Ketua PWM Kalimantan Barat. Dia juga pernah menjadi Panitia Pemberangkatan Muktamar Muhammadiyah di Surakarta tahun 1985 dan Panitia Muswil Muhammadiyah Kalbar tahun 1985.
Haji Mohammad Syah Bakri tutup usia pada 10 Oktober 1999 di Pontianak. Ia meninggalkan amal usaha Muhammadiyah yang bisa dinikmati oleh warga Muhammadiyah Pontianak dan umat Islam pada umumnya hari ini. Semoga usaha dan perjuangan allahyarham membangun Muhammadiyah di Kalimantan Barat menjadi amal jariah yang mengantarkan Haji Mohammad Syah Bakri berkumpul bersama Rasulullah SAW.