Penulis : Yazid Imam Bustomi
MYKALBAR.COM – Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak kembali melakukan aksi kolaboratif untuk mencegah dampak dari karhutla dengan membagikan ribuan masker.
Di mana, Pontianak kembali dinobatkan sebagai kota yang menduduki peringkat pertama dengan indeks polusi udara PM2.5 oleh IQair.
Tradisi tahunan di kala musim kemarau terus menjadi momok yang mengkhawatirkan bagi seluruh masyarakat yang terdampak. Sebab dampak yang ditimbulkan oleh asap kebakaran hutan dan lahan ini sangat mempengaruhi berbagai aspek.
Pada sektor kesehatan tentu menjadi perhatian yang cukup serius. Di mana manusia tidak bisa terlepas dari udara untuk terus bisa menjalani aktivitas keseharian mereka.
Asap yang mencemari udara dan menyebar ke seantero Pontianak dan Kubu Raya sebagai wilayah yang terdampak akan mengakibatkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Penyakit Jantung dan iritasi pada mata, kulit serta hidung.
Kondisi inilah yang membuat komunitas lintas agama yakni Eco Bhinneka Muhammadiyah memberikan respons.
Bertempatkan di setiap lampu merah di bundaran Untan, Ahad 20 Agustus 2023, aksi yang dilakukan oleh komunitas ini berupa aksi kolaboratif dengan melibatkan Penerbit Airlangga, PW Nasyiatul Aisyiyah Kalimantan Barat dan PD Nasyiatul Aisyiyah Kota Pontianak.
Aksi-aksi itu berupa pemberian masker dewasa dan anak-anak, miniatur bendera Indonesia dan kampanye ”Stop pembakaran hutan dan lahan”.
“Ini merupakan wujud perlawanan kita kepada apa yang terjadi pada lingkungan di Pontianak dan Kubu Raya hari ini, dengan mengampanyekan stop karhutla. Walaupun aksi ini terbilang kecil namun ini adalah langkah bersama untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan,” ujar Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak Octavia Shinta Aryani.
Saat pembagian masker, Shinta turut prihatin melihat kondisi di mana banyak orang tua yang menggunakan masker, sedangkan anaknya tidak dipakaikan masker.
“Dikarenakan masker yang tersedia hanya untuk golongan dewasa dan ketika digunakan untuk anak tidak cocok, terlalu besar. Jadi kita tidak bisa memberikan masker kepada anak-anak itu,” ungkapnya.
Dengan bermodalkan ribuan masker kegiatan ini dimulai dari pukul 09.00 hingga lewat dari pukul 10.00 WIB.lewat. Empat titik lampu merah di Untan menjadi sasaran utama dalam membagikan masker dan bendera tersebut. Adapun masker-masker ini sebagian dari sumbangsih penerbit Airlangga dan Nasyiatul Aisyiyah.
Manager Penerbit Erlangga Depo Pontianak, Yustisi Daeli sangat mengapresiasi kegiatan ini, sebab aksi ini bersifat positif dan transformatif.
“Saya sangat senang bisa bergabung pada aksi hari ini. Semoga apa yang dilakukan mendapatkan balasan dari Tuhan,” ungkapnya
Senada dengan itu, Ketua PD Nasyiatul Aisyiyah Kota Pontianak Ufi Ruhama’, M.Pd.B.I mengatakan bahwa ini merupakan sebuah kehormatan bisa bergabung dalam aksi mulia ini.
“Semoga aksi ini bisa bernilai pahala untuk kita bersama dan semoga fenomena karhutla ini menjadi tahun terakhir,” harapnya.
Kemudian aksi kolabortif ini ditutup dengan diskusi yang menarik antara Eco Bhinneka Muhammadiyah, Penerbit Airlangga, dan Nasyiatul Aisyiyah mengenai apa yang harus dilakukan selanjutnya jika fenomena ini terus terjadi dan aksi-aksi apa saja yang harus kembali digemakan kepada khalayak ramai akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.